Senin, 18 April 2016

PERKEMBANGAN PENGUNGKAPAN & PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH PENERAPAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD (IFRS)


1)   International Financial Reporting Standards and Practices (IFRS) 
IFRS atau International Financial Reporting Standards and Practices diterbitkan dalam bentuk buku yang memuat standard dan prakteik international mengenai pelaporan keuangan. IFRS merupakan standard akuntansi international yang disusun oleh IASB (Internatinal Accounting Standard Board). IASB dahulu bernama komisi Standar Akuntansi Keuangan (IASC/International Accounting Standard Committee). IASC merupakan lembangan independen untuk menyusun standard akuntansi yang dikenal dengan Standar Akuntansi International (IAS/International Accounting Standards). Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standard akuntansi global yang berkualitas tinggi, namun dapat dipahami dan dapat dibandingkan (Choi et al, 2005).

IFRS adalah sebuah standar internasional yang diterbitkan oleh  International Accounting Standart Board (IASB). Standar akuntansi ini disusun  oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional  (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal  (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC). Sebagian besar isi dari  standar ini merupakan bagian dari International Accounting Standar (IAS) yang  kemudian IASB melanjutakan pengembangannya menjadi sebuah standar baru  yang kita kenal dengan  nama IFRS. Secara keseluruhan IFRS mencakup:                                                                                             
       a)      International Financial Reporting Standard (IFRS). Standar yang  diterbitkan setelah tahun 2001.
      b)      International Accounting Standard (IAS). Standar yang diterbitkan  sebelum tahun 2001.             c)   Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting  Interpretations Committee   (IFRIC) setelah tahun 2001.
      d)     Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee  (SIC) sebelum tahun 2001. International Accounting Standards atau yang lebih dikenal sebagai  International Financial Reporting Standard (IFRS), merupakan standar tunggal  pelaporan akuntansi yang memberikan tekanan pada penilaian (revaluation) profesional yang kuat dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai  substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu,

IFRS diterbitkan sebagai upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kerangnya transparasi informasi keuangan. Adapun tujuan penerapan IFRS adalah:
     1)      Memastikan bahwa laporan keuangan internal perusahaan mengandung informasi berkualitas tinggi.
      2)      Transparasi bagi penggina laporan dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan
      3)      Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
      4)      Meningkatkan investasi.

Sedangkan manfaat dari adanya suatu standar global, antaralain :
     1)      Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi lokal.
     2)      dapat membuat keputusan yang lebih baik.
     3)     Perusahaan – perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan mengenai merger dan akuisisi.
   4) Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tinggi.


2)    Perkembangan IFRS di Indonesia
Lembaga profesi akuntansi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menetapkan bahwa Indonesia melakukan adopsi penuh IFRS pada 1 Januari 2012. Penerapan ini bertujuan agar daya informasi laporan keuangan dapat terus meningkat sehingga laporan keuangan dapat semakin mudah dipahami dan dapat dengan mudah digunakan baik bagi penyusun, auditor, maupun pembaca atau pengguna lain.
Mengapa harus IFRS, ini dikarenakan Indonesia merupakan bagian dari IFAC (International Federation of Accountant) yang harus tunduk pada SMO (Statement Membership Obligation), salah satunya adalah dengan menggunakan IFRS sebagai accounting standard. Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum.
Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru.  Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI (Cek Lagi nanti) X di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar. Berikut adalah Roadmap konvergensi IFRS di Indonesia:

Dengan dilakukannya konvergensi PSAK ke IFRS maka :
1)      Mengurangi peran dari badan otoritas dan panduan terbatas pada industri-industri spesifik.
2)      Pendekatan terbesar pada subtansi atas transaksi dan evaluasi dimana merefleksikan realitas ekonomi yang ada.
3)      Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional.
4)      Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
5)        Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.
6)       Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.

Secara rinci manfaat adopsi IFRS adalah sebagai berikut:
    ·    Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar AkuntansiKeuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability).
    ·     Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
    ·     Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global.   Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
   · Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan untuk  melakukan earning management
  • Reklasifikasi antar kelompok surat berharga (securities) dibatasi cenderung dilarang.
  • Reklasifikasi dari dan ke FVTPL, DILARANG 
  • Reklasifikasi dari L&R ke AFS, DILARANG
  • Tidak ada lagi extraordinary items 
3)    Pengungkapan Pelaporan Keuangan Perusahaan Sebelum dan Setelah IFRS
      ·      Sebelum Penerapan IFRS 
      Tonggak sejarah munculnya standar akuntansi di Indonesia diawali dari munculnya pergerakan pasar saham diIndonesia yaitu tahun 1973, pada masa itu merupakan pertama kalinya IAI melakukan kondisifikasi prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam suatu buku yang disebut “Prinsip Akuntansi Indonesia”. Dari tahun ke tahun semakin berkembang sejalan dengan perkembangan dunia bisnis di Indonesia.
       Dari serangkaian proses harmonisasi standar dengan standar internasional, konvergensi terhadap IFRS merupakan hal baru dan menjadi pencetus munculnya paradigma baru perkembangan standar di Indonesia. Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa mulai 1 Januari 2012, beberapa perusahaan, termasuk di dalamnya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) harus menerapkan standar akuntansi berbasisi IFRS. Ada perbedaan antara standar akuntansi sebelum dan setelah penerapan SAK-IFRS. Salah satunya adalah penggunaan basis pengakuan terhadap aset yang digunakan perusahaan, dimana sebelum penerapan IFRS menggunakan historical cost. historical cost yaitu merupakan jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diserahkan atau memperoleh asset pada saat perolehan atau konstruksi, atau jika dapat diterapkan jumlah yang dapat distribusikan langsung ke asset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu (PSAK 19, revisi 2009). Kelemahan dari historical cost adalah kurang mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Hal ini biasanya memungkinkan peluang pihak menejemen untuk melakukan manajemen laba. Misalnya pada kondisi terburuk yaitu kinerja perusahaan sedang tidak bagus maka nilai asset yang nilai wajar asset tersebut pada tanggal pelaporan lebih besar dari nilai tercatatnya maka pihak manajemen akan berupaya menjual asset tersebut. Sehingga muncul keuntungan atas penjualan asset yang ilaporkan dalam laporan laba rugi perusahaan.
      Komponen Laporan Keuangan sebelum Konvergensi IFRS:
  •           Neraca 
  •           Laporan Laba Rugi
  •           Laporan Perubahan Modal
  •           Laporan Arus Kas
  •           Catatan Atas Laporan Keuangan

        ·         Setelah Penerapan IFRS
 Indonesia yang merupakan full member dari  IFAC dan juga anggota  dari WTO. Tanggapan Indonesia terhadap IFRS di bidang standar profesi, IAI mendukung harmonisasi standar akuntansi melalui adopsi dan adaptasi AIS (Soedarjono, 1998). Sedangkan  setelah penerapan IFRS menggunakan fair Value.
 Dengan diimplementasikannya IFRS menggantikan PSAK yang terdahulu, menimbulkan dampak terhadap sistem akuntansi dan pelaporan sebagai berikut. 
   Pertama, penyajian laporan keuangan, yaitu konsep Other Comprehensive Income (OCI) di dalam laba rugi komprehensif; perubahan definisi-definisi seperti kewajiban (liabilitas) dan hak minoritas menjadi bagian non pengendali (non-controlling interest); pos luar biasa tidak lagi diperbolehkan; klasifikasi instrumen keuangan; dan perubahan nama laporan keuangan.
  Kedua, pengukuran laporan keuangan, yaitu peningkatan penggunaan nilai wajar (fair value); standar IFRS lebih condong kepada penggunaan nilai wajar, terutama untuk properti investasi, beberapa aset tak berwujud, aset keuangan, dan aset biologis. Dengan demikian, diperlukan sumber daya yang kompeten untuk menghitung nilai wajar atau bahkan perlu menyewa jasa konsultan penilai, terutama untuk aset-aset yang tidak memiliki nilai pasar aktif; penggunaan estimasi dan “judgement”; akibat karakteristik IFRS yang lebih berbasis prinsip, akan lebih banyak dibutuhkan “judgement” untuk menentukan bagaimana suatu transaksi keuangan dicatat.
  Ketiga, pengungkapan, yaitu persyaratan pengungkapan yang lebih banyak dan lebih rinci; IFRS mensyaratkan pengungkapan berbagai informasi tentang risiko, baik kualitatif maupun kuantitatif; dan pengungkapan dalam laporan keuangan harus sejalan dengan data /informasi yang dipakai untuk pengambilan keputusan yang digunakan oleh manajemen.
Komponen laporan keuangan setelah IFRS:
·         Laporan Posisi Keuangan
·         Laporan Laba Rugi Komprehensif
·         Laporan Perubahan Ekuitas
·         Laporan Arus Kas
·         Catatan Atas Laporan Keuangan
 4)   Pengungkapan Laporan Keuangan Terbaik di Indonesia
Laporan keuangan merupakan bahasa yang digunakan oleh komunitas bisnis. Bahasa bisnis tersebut disusun berdasarkan standar akuntansi yang merupakan aturan-aturan pengukuran untuk laporan keuangan. Dalam perkembangannya, terdapat banyak dan berbedanya standar akuntansi yang berlaku sehingga menimbulkan masalah keterbandingan laporan keuangan. Kondisi ini tentu dapat dipahami karena dalam proses penyusunan standar akuntansi di suatu negara tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lokal suatu negara (Wolk et al., 2001: 4)

Francis et al. (2004) menyebutkan bahwa kualitas pelaporan keuangan dapat dipandang melalui dua kelompok besar artribut kualitas pelaporan keuangan (second order), yaitu atributatribut berbasis akuntansi (accounting based attributtes) dan atribut-atribut berbasis pasar (market based attributes). Atribut kualitas pelaporan keuangan berbasis akuntansi adalah kualitas akrual, persistensi, prediktabilitas dan perataan laba, sedangkan atribut kualitas pelaporan berbasis pasar adalah relevansi nilai, ketapatwaktuan dan konservatisme. Variabel kualitas pelaporan keuangan berbasis akuntansi diukur hanya dengan menggunakan informasi akuntansi,sedangkan variabel kualitas pelaporan keuangan berbasis pasar didasarkan pada hubungan antara data pasar dan akuntansi, seperti yang telah diungkapkan oleh Fanani (2009).

Bagi sebuah perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh calon investor untuk menentukan investi saham. mempunyai fungsi sebagai sarana informasi, alat pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan, penggambaran terhadap indikator keberhasilan perusahaan dan sebgai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan (Harahap, 2004).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan penghargaan kepada perusahaan dengan laporan keuangan terbaik dalam ajang tahunan Annual Report Award (ARA) 2014.  Penghargaan diberikan berdasarkan praktik Good Corporate Governance (GCG). Juara umum dari penghargaan ini adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

ARA terselenggara atas kerjasama 7 instansi penyelenggara yaitu OJK, Kementerian BUMN, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, Komite Nasional Kebijakan Governance, BEI, dan Ikatan Akuntan Indonesia.

Proses penjurian dilakukan melalui tahapan penilaian atas Laporan Tahunan dari seluruhpeserta yang dilakukan dengan beberapa tahapan cek dan ricek. Selanjutnya, dari hasil penilaian tersebut Dewan Juri menentukan nominasipemenang dari setiap kategori untuk masuk tahap wawancara. Berdasarkan tahap-tahap penilaian tersebut pemenang ARA 2014 ditetapkan.

Kriteria penilaian ARA direview setiap tahun dan disesuaikan dengan perkembangan terkini dari praktik GCG. Sehingga, diharapkan praktik corporate governance di Indonesia akan terus meningkat sejalan dengan dinamika perkembangan standar dan praktik GCG. Pada ARA 2014 ini, sejumlah perubahan dilakukan untuk menyelaraskan kriteria penilaian dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan peraturan tentang tata kelola dan kriteria ASEAN corporate governance scorecard yang dilaksanakan dalam kerangka Asean Capital Market Forum (ACMF) sebagai bagian dari proses pelaksanaan program ASEAN economic community yang dilaksanakan pada tahun 2015. Beberapa kriteria baru antara lain pengungkapan mengenai keberagaman komposisi dewan komisaris dan direksi dan pengungkapan nama dan persentase kepemilikan 20 pemegang saham terbesar.
Terdapat 11 kategori pemenang dalam ARA 2014 yang diurutkan dari juara satu sampai tiga sebagai berikut:

A. Keuangan BUMN Keuangan Listed (BKL): 
1.      PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
2.      PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) ‎Tbk (BBRI).
3.      PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).

B.‎ BUMN Non Keuangan Listed (BNKL):
1.      PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM).
2.      PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR).
3.      PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

C. Private Keuangan Listed (PKL): 
1.      PT Bank Victoria International Tbk
2.      PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
3.      PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (ADMF).

D.    Private Non Keuangan Listed (PNKL):
1.      PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON)‎.
2.      PT Elnusa Tbk (ELSA).
3.      PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

E.     BUMN Keuangan Non Listed (BNKL):
1.      PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero).
2.      Perum Jaminan Kredit Indonesia.
3.      PT Taspen (Persero).

F.     BUMN Non Keuangan Non Listed (BNKNL):
1.      PT Pertamina (Persero).
2.      PT Angkasa Pura II (Persero).
3.      PT Bio Farma (Persero).

G.    Private Keuangan Non Listed (PKNL):
1.      ‎PT Bank BNI Syariah.
2.      PT Bank Syariah Mandiri.
3.      PT Bank Mayora.

H.    Private Non Keuangan Non Listed (PNKNL):
1.      PT Pupuk Kalimantan Timur.
2.      PT Pelayanan Listrik Nasional Batam.
3.      PT Garuda Maintenance Facility Aeroasia.

I.       BUMD Listed (BUMDL):
1.      PT Bank DKI.
2.      PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk.
3.      PT BPD Nusa Tenggara Timur.

J.      BUMN Non Listed (BUMDNL):
1.      PT BPD Sumsesl dan Babel.
2.      PT BPD Jawa Tengah.
3.      PT BPD Kalimantan Barat.

K.    Dana Pensiun (Dapen):
1.      Dana Pensiun Bank Indonesia.
2.      Dana Pensiun PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). 
3.      Dana Pensiun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).

REFERENSI  
Saputra, Bobby Wiryawan Saputra dan Hermawan, Agus. Perkembangan International Financial Reporting Standart (IFRS) dan penerapan di Indonesia.
Zamzi, Faiz. Perkembangan International reporting Standards (IFRS) di Indonesia
Lestari, Yona Octiana. Konvergensi Internatioanl Financial Reporting Standards (IFRS) dan Manajemen Laba di Indonesia. Malang 
Pradhana. Analisis Perkembangan prospek dan risiko BUMN yang terdaftar di BEI sebelum dan setelah penerapan SAK IFRS.
Sianipar, Glory Augutsa. 2013. Analisis Komparasai Informasi Akuntansi Sebelum dan Sesudah Pengadoposian Penuh IFRS di Indonesia. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013. 
Maiyarni, reka. 2014. PENGARUH PENERAPAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING   STANDARDS (IFRS) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN . Vol. 3 No.1, 2014
Dewanti, Devi Kharisma. 2015. Studi perbandingan tingakat kepatuhan adopsi International Financial Reporting Standart (IFRS) di 12 Negara. Semarang.
Wiyani, Natalia Titiek. Standarisasi, Harmonisasi dan Konvergensi IFRS (International    
                         Financial Reporting Standart and practices).
www.ojk.go.id
Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama        : R. Tri Cahyani
Dosen       : Jessica Barus, S.E., Mmsi.

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI

Selasa, 29 Maret 2016

Judul 3 : Standar Pelaporan & Pengungkapan Serta Penerapan IFRS

1. IFRS (Eropa, Amerika dan Asia)

·         EROPA DAN AMERIKA
Konvergensi standar akuntansi internasional telah menjadi agenda internasional. Negara-negara di Eropa seperti Prancis, Inggris, Belanda, Jerman bahkan Uni Eropa telah mewajibkan IFRS di implementasikan pada perusahaanperusahanan yang listing di bursa efek mulai 1 Januari 2005, tak mau ketinggalan Australia pun mulai menerapkan IFRS pada tangal 1 Januari 2005 lalu (Choi dan Meek: 2008: 216-219). Data dari International Accounting Standard Board (IASB) menunjukkan saat ini terdapat 102 negara yang telah menerapkan IFRS dengan berbagai tingkat keharusan yang berbeda-beda. Sebanyak 23 negara mengizinkan penggunaan IFRS secara sukarela, 75 negara mewajibkan penggunaan IFRS untuk seluruh perusahaan domestik, dan empat negara mewajibkan penggunaan IFRS untuk perusahaan domestik tertentu. Amerika Serikat awalnya dengan keras menolak pemberlakuan standar akuntansi baru IFRS, namun ada tekanan yang luar biasa dari Uni Eropa. Perusahaan multi nasional yang berasal dari Amerika Serikat tidak akan diizinkan memasuki pasar Eropa jika tidak menggunakan IFRS dalam laporan keuangannya. Hal ini menyebabkan Amerika Serikat melunak, dan melakukan peninjauan terhadap IFRS. Setelah masa penolakan, pada November 2006 Amerika Serikat akhirnya mengumumkan akan melakukan konvergensi IFRS pada 2009 dan adopsi penuh IFRS pada 2011 .


Malaysia 
Mulai 1 Januari 2005, standar akuntansi yang dikeluarkan oleh Malaysian Accounting Standards Board (MASB) akan berubah dari Financial Reporting Foundation (FRF) menjadi Financial Reporting Standards (FRS). Perubahan nama tersebut merupakan langkah awal untuk menyejajarkan stándar akuntansi Malaysia dengan IFRS yang selanjutnya MASB akan aktif dalam penyusunan stándar akuntansi internasional (Media Akuntansi, 2005b).

Singapore 
Singapura Penggunaan International Accounting Standards (IAS) tidak menjadi masalah bagi Singapura. Regulator negara singa ini telah meminta perusahaan di Singapura untuk mengikuti Singapore Reporting Standards (FRS) mulai 1 Januari 2003.  
Singapore FRS sendiri diadopsi dari IAS. Oleh karena itu, Council on Corporate Disclosure and Governance (CCDG) atau Dewan Standar Singapura mengatakan bahwa FRS tidak berbeda jauh dengan IAS dan International Financial Reporting Standards(IFRS) yang dikeluarkan oleh IASB. SingaporeFRS diberi penomoran sesuai dengan penomoran IAS. IAS No.1 misalnya, diadopsi menjadi Singapore FRS No. 1. Sedangkan untuk FRS yang diadopsi dari IFRS diberi penomoran dengan awalan 100. Sebagai contoh, IFRS nomor 1 menjadi Singapore FRS No. 101. Demikian juga dengan interpretasi SAK. CCDG memberlakukan interpretasi yang dibuatthe Standing Interpretations Committee (SIC).Secara efektif berlaku mulai 1 Februari 2003 sebagai interprestasi Singapore FRS (INTFRS). Penomoran INTFRS pun mengikuti penomoran SIC. Sampai dengan April 2005, Singapura telah mengadopsi semua SAK yang dikeluarkan IASB, kecuali IAS N0,40 tentang Investment Property. IAS ini telah direvisi oleh IASB dan efektif mulai 1 Januari 2005. Namun, CCDG menangguhkan pemberlakuan IAS ini sehingga di Singapura berlaku efektif untuk laporan keuangan mulai tanggal 1 Januari 2007. 
JEPANG
 
standar akuntansi internasional, dan untuk melakukan konvergensi, Jepang bekerjasama dengan IASB. Pada tanggal 21 Januari 2005, the Accounting Standards Board of Japan (ASBJ) membuat proyek bersama dengan IASB untuk mengurangi perbedaanperbedaan antara standar akuntansi Jepang dan IFRS. Tahap pertama proyek ini merupakan langkah awal menuju tujuan akhir dalam konvergensi standar internasional. Perjanjian ini merupakan lanjutan dari perjanjian yang dibuat sebelumnya, tanggal 12 Oktober 2004. Dalam perjanjian ini, paling tidak menyepakati lima hal. Pertama, ASB akan mengidentifikasi dan menilai perbedaan-perbedaan yang ada pada SAK berdasarkan kerangka dasar atau filosofi dasar masing-masing pihak. Kedua, ASBJ dan IASB akan mengambil tindakan sesuai dengan kerangka dasar masing-masing pihak. Ketiga, ASBJ dan IASB akan mempertimbangkan due process masingmasing pihak dalam membuat perjanjian. Keempat, ASBJ akan melakukan studi untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai perbedaanperbedaan utama antara standar akuntansi Jepang dengan IFRS. Perbedaanperbedaan tersebut selanjutnya akan diidentifikasikan untuk didiskusikan. Dan terakhir ASBJ dan IASB akan melakukan pendekatan parsial untuk mereview perbedaan-perbedaan dalam masing-masing standar .

Hong Kong 
Berdasarkan masukan yang didapat dari masyarakat, mulai 1 Januari 2005, Hong Kong akan melakukan konvergensi dengan standar akuntansi internasional. Ini berarti bahwa mulai tanggal tersebut, perusahaan di Hong Kong harus menerapkan standar internasional dalam penyusunan laporan keuangannnya. Perubahan menuju standar akuntansi internasional ini diharapkan tidak banyak menimbulkan kendala. Beberapa kendala yang muncul diantaranya adalah penerapan Hong Kong Accounting Standard (HKAS) No. 40 tentang Investment Property. HKAS No. 40 ini diadop dari IAS No. 40 tentang Investment Property.Standar ini meminta agar laba atau rugi atas penilaian sebagian properti disajikan sebagai bagian dari Laporan Laba Rugi.
INDONESIA
 
Pada 8 Januari 2004 badan penyusun standar akuntansi di Indonesia yaitu Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) memutuskan membentuk dua tim untuk mengantisipasi penerapan secara penuh IFRS. Dua tim tersebut adalah Satuan Tugas untuk Full Adoption dan Satuan Tugas untuk Reformat PSAK. Satuan Tugas untuk Full Adoption melakukan penelitian atas seluruh Standar Laporan Keuangan Internasional (IFRS) guna tercapainya konvergensi, melakukan penelitian apakah seluruh paragraf aturan standard dalam IFRS harus diadopsi secara penuh mengingat adanya perbedaan lingkungan bisnis, sehingga belum tentu standar tersebut harmonis dengan kondisi lingkungan bisnis di Indonesia, dan mencari masukan dari negara-negara anggota IFAC lainnya tentang sejauh mana pengadopsiannya terhadap IFRS. Satuan Tugas untuk Reformat PSAK melakukan tugas untuk penyempurnaan penyusunan PSAK serta penataan ulang terhadap penerbitan produk-produk PSAK pada waktu mendatang (Media Akuntansi, 2005f)

2. Standar Pelaporan dan Pengungkapan
 
perlakuan-perlakuan akuntansi yang berbeda disebabkan oleh adanya penggunaan standar yang berbeda menurut Choi dan Meek (2008: 115-116) adalah: 1. Standar akuntansi di Inggris Raya membolehkan perusahaan menggunakan penilai untuk menentukan nilai pasar wajar atas aset tetapnya dan hal tersebut tidak boleh dilakukan di Amerika 2. Standar akuntansi di Meksiko memperbolehkan perusahaan untuk menyesuaikan nilai persediaannya terhadap laju inflasi, dan kebanyakan negara lain melarang hal tersebut. 3. Standar akuntansi di Amerika Serikat memperbolehkan goodwill dikapitalisasi dan dijadikan beban hanya jika goodwill tersebut mengalami penurunan nilai, sedangkan di beberapa negara lain goodwill dapat diamortisasi dengan periode yang berbeda-beda. 4. Standar akuntansi di beberapa negara fasilitas yang diberikan kepada pekerja semisal fasilitas kesehatan boleh diakui sebagai kewajiban sedangkan di negara lain hal tersebut baru diakui ketika fasilitas tersebut dibayarkan

Aturan pengungkapan sangat berbeda di seluruh dunia dalam beberapa hal seperti laporan arus kas dan perubahan ekuitas, transaksi pihak terkait , pelaporan segmen, nilai wajar aktiva dan kewajiban keuangan dan laba per saham. Pada bagan ini perhatian dipusatkan pada:
1.Pengungkapan infromasi yang elihat masa depan “informasi yang melihat ke masa depan” yang mencakup:
a.       Ramalan pendapatan, laba rugi, laba rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos keuangan lainnya
b.      Infromasi prosperktif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak telalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos periode fiscal dan proyeksi jumlah
c.       Laporan rencana manajemen dan tujuan operasi dimasa depan
2.International Financial Reporting Standars (IFRS) mencakup laporan keuangansegmen yang sangat lengkap, seperti halnya standar akuntansi di berbagai negara. Pengungkapan segmen lebih membantu pengguna laporan keuangan untuk memahami bagaimana bagian-bagian perusahaan menata semuanya. Setelah itu, alur produk dan wilayah di dunia memiliki resiko yang beragam, pengembalian, dan kesempatan pemisahan jalur usaha dan area geografis harus membuat penilaian yang lebih terpapar tentang keseluruhan perusahaan. 
3.  Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial 
Laporan pertanggungjawaban sosial mengacu pada pengukuran dan komunikasi informasi tentang pengaruh perusahaan terhadap kemakmuran pegawai, komunitas sosial dan lingkungan. Hal ini mencerminkan sebuah kepercayaan bahwa perusahaan bergantung pada pemegang saham dalam laporan tahunan kinerja terhadap lingkungan dan sosial mereka seperti halnya laporan keuangan yang mereka berikan kepada pemegang saham. 
4.  Laporan Arus Kas dan Dana Kas 
IFRS dan standar akuntansi di AS, Inggris, dan sejumlah besar Negara-negara lain mengharuskan penyajian laporan arus kas. Adopsi ketentuan laporan arus kas baru-baru ini di Negara-negara seperti Jepang dan Cina mencerminkan semakin pentingnya perhatian oleh para analisis dan para pengguna laporan keuangan terhadap informasi arus kas. 
5. Pengungkapan Khusus Bagi Pengguna Laporan Keuangan Non-domestik Dan Prinsip Akuntansi Yang Diguanakan
Laporan tahunan bisa meliputi pengungkapan khusus untuk mengakomodasi pengguna laporan keuangan non-domestik. Pengungkapan tersebut meliputi :
a)   laporan ulang yang mudah tentang informasi keuangan ke dalam mata uang asing;
b)   pembahasan perbedaan antara prinsip akuntansi lainnya;
c)   posisi dan laporan keuangan utama dan beberapa ketetapan standar akuntansi yang kedua;
            d)   sebuah laporan keuangan lengkap disiapkan yang berhubungan dengan ketetapan prinsip
                  akuntansi kedua.
REFERENSI :
http://www.academia.edu/9037136/Pelaporan_dan_Pengungkapan_Akuntansi_Internasional
Intan Immanuela.  ADOPSI PENUH DAN HARMONISASI STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONA. 
Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama        : Rindi Tri Cahyani
Dosen       : Jessica Barus, S.E., Mmsi.
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI